Laman
▼
Senin, 02 Desember 2013
Kata Wiji Thukul dan Kaum Buruh
SATU MIMPI - SATU BARISAN
Di lembang ada kawan sofyan
jualan bakso kini, karna di pecat perusahaan
karne mogok karena ingin perbaikan
karena upah,,,,,ya karna upah.
Di ciroyom ada kawan sodiiyah
si lakinya terbaring di amben kontrakan
buruh pabrik teh
terbaring pucat dihantam tipes
ya dihantam tipes
juga ada Neni
kawan Bariyah
bekas buruh pabrik kaos kaki
kini jadi buruh di perusahaan lagi
dia di pecat ya dia pecat
kesalahannya ; karna menolak
diperlakukan se wenang-wenang
Di Cimahi ada kawan Udin buruh sablon
kemarin kami datangdia bilang
umpama di ronsen pasti nampak
isi dadaku ini pasti rusak
karna amoniak ya amoniak
Di cigugur ada kawan Siti
punya cerita harus lembur sampai pagi
pulang lunglai, lemas ngantuk letih
membungkuk 24 jam
ya 24 jam
Dimajalah ada kawan Eman
buruh pabrik handuk dulu
kini luntang lantung cari kerjaan
bini hamil tiga bulan
kesalahanya ; karna tak sudi
terus diperah seperti sapi
Dimana-mana ada Sofyan ada Sodiyah ada Bariyah
tak bisa dibungkam kodim
tak bisa dibungkam popor senapan
Dimana-mana ada neni ada Udin ada Siti
Dimana-mana ada Eman
Di Bandung, Solo, Jakarta, Tangerang
tak bisa di bungkam kodim
tak bisa di bungkam popor senapan
Satu mimpi
Satu barisan
"Bandung, 21 - Mei - 1992"
SEHARI SAJA KAWAN
Satu kawan bawa tiga kawan
Masing-masing menggandeng lima kawan
Sudah berapa kita punya kawan
Satu kawan bawah tiga kawan
Masing-masing bawah lima kawan
Kalau kita satu pabrik bayangkan kawan
Kalau kita satu hati kawan
Satu tuntutan bersatu suara
Satu pabrik satu kekuatan
Kita tak mimpi kawa,!!!!
Kalau satu pabrik bersatu hati
Mogok bersama sepuluh daerah
Sehari saja kawan
Sehari saja kawan
Sehari saja kawan
Kalau kita yang berjuta-juta
Bersatu hati mogak
Maka kapas tetap beerwujud kapas
Karena mesin pintal akan mati
Kapas tetap berwujud kapas
tidak akan berwujud menjadi kain
Serupa pelangi pabrik akanlumpuh mati
Juga jalan-jalan
Anak-anak tak pergi ke sekolah
Karena tak ada bis
Langitpun akan sunyi
Karna mesin pesawat terbang tak berputar
Karena lapangan terbang lumpuh mati
Sehari saja kawan
Kalau kita mogok kerja
Dan menyanyi dalam satu barisan
Sehari saja kawan
Kapitalis pasti akan kelabakan...!!!
"12 - November - 1994"
TEKA - TEKI YANG GANJIL
Pada malam itu kami berkumpul dan berbicara
dari mulut kami tidak keluar hal-hal yang besar
masing-masing berbicara tentang keinginanya
yang sederhana dan masuk akal
Ada yang sudah lama sekali ingin bikin dapur
di rumah kontraknya
Dan itu mengingatkan yang lain
bahwa mereka juga belum punya panci, kompor
gelas minum dan wajan penggoreng
Mereka jadi ingat bahwa mereka
ingin membeli barang-barang itu
Tetapi keinginan itu dengan cepat terkubur
oleh keletihan kami
Danupah kami dalam waktu singkat telah berubah
menjadi odol, shampoo, sewa rumah
dan bon-bon di warung yangharus kami lunasi
Ternyata banyak di antara kami yang masih susah
menikmati teh hangat
karna kami masih pusing bagaimana mengatur
letak tempat tidur dan gantungan pakaian
Ada yang sudah lama ingin mempunyai
kamar mandi sendiri
Dari situ masalah meloncat ke soal harga semen
dan juga cat tembok yang harganya tak pernah turun
Kami juga berbicara tentang kampanye pemilihan umum
yang sudah berlalu
Tiga partai politik yang ada kami simpulkan
tak ada hubunganya sama sekali dengan kami. Buruh
Meraka hanya memanfaatkan suara kami
demi kedudukan meraka
Kami tertawa karna menyadari
bertahun-tahun kami di kibuli
dan di perlakukan seperti kerbau
Akhirnya kami bertanya
Mengapa sedemikian sulitnya
Buruh membelih sekaleng cat
Padahal mereka bekerja tak pernah kurang dari 8 jam
Mengapa sedemikian sulitnya buruh
untuk menyekolahkan anak-anaknya
Padahal mereka tiap hari menghasilkan
berton-ton barang
Lalu salah seorang dari kami berdiri
Memandang kami satu persatu kemudian bertanya
"Adakah barang-barang yang kalian pakai
yang tidak dibikin buruh,,,?
Pertanyaan itu mendorong kami mengati
barang-barang yang ada di sekitar kami
neon, televisi, radio, baju, buku,,,,,
Sejak itu kami selalu merasa seperti
sedang menghadapi teka-teki yang ganjil
Dan teka-teki itu selalu muncul
ketika kami sedang berbicara tentang panci, kompor,
gelas minum, dan wajan penggoreng
Juga di saat kami sedang menghitung upah kami
yang dalm waktu singkat telah berubah menjadi
Odol, shampoo, sewa rumah
dan bon-bon di warung yang harus kami lunasi
kami selalu heran dan bertanya-tanya
kekuatan macam apakah yang telah menghisap
tenaga dan hasil kerja kami
Kalangan, Solo, 21, Septembera, 1993
BURUH - BURUH
Di batas desa
pagi-pagi di jemput truk
di hitung seperti pesakitan
di angkut ke pabrik
begitu seterusnya
Mesin terus berputar
pabrik harus beroprasi
pulang malam
badan loyoh
nasi dingin
Bagaimana kalau anak sakit
bagaimana obat
bagaimana dokter
bagaimana rumah sakit
bagaimana uang
bagaimana gaji
bagaimana pabrik,? mogok?
Pecat,! Mesin tak boleh berhenti
maka mengalirlah tenaga murah
mbak ayu, kakang dari desa
Di sedot
sampek Pucat
Solo, 4 - 1986
Tidak ada komentar:
Posting Komentar