Laman

Selasa, 14 April 2015

MENYIKAPI PANTANGAN


PANTANGAN Hampir semua tempat di Indonesia memang memiliki legenda dan mitosnya masing-masing. Terutama di gunung, pantai dan goa.
Dari beberapa perjalanan ke tempat-tempat wisata ke Gunung, Hutan, Pantai, Goa dan lainya yang pernah saya datangi hampir semuanya memiliki pantangan yang berbeda. Pantangan-pantangan ini biasanya menyebar luas dari mulut kemulut, ada juga di beberapa pos perijinan yang mencantumkan beberapa pantangan di papan berukuran besar agar dapat terbaca secara jelas oleh para pengunjung.

Contoh aja, di Gunung Lawu terdapat larangan mengenakan kain sutera berwarna hijau jika ingin mendaki, juga larangan bagi wanita yang sedang haid agar tidak melakukan pendakian.

Di Gunung Sumbing, pendaki tidak boleh buang air besar atau buang air kecil di kawasan Watu Kotak. di gunung Ungaran yang mitosnya tidak boleh menyombongkan diri karena bisa-bisa diganggu jalannya,,, dan masih banyak lagi pantangan di setiap tempat

Lalu, apakah penting bagi kita untuk mengikuti dan mentaati smua pantangan tersebut. Banyak orang yang tak percaya, namun ada juga yang percaya betul dengan apa yang menjadi mitos di sebuah gunung.

Tentu saja bukan tanpa alasan, semua pantangan ini dibuat oleh masyarakat dan mungkin juru kunci gunung juga. Akan lebih baik dan bijak jika kita perhatikan setiap pantangan yang ada.

1. Baca dan Pahami Maknanya
Jika di Pos perijinan pendakian sudah tertulis mengenai pantangan yang ada, saya selalu menyempatkan untuk membacanya. Saya pun mencoba untuk memahami setiap pantangan yang ada. Saya tak segan bertanya pada teman pendakian jika masih tidak paham atau ragu, jangan takut dianggap kolot dan sebagainya karena ini demi keselamatan, baik diri sendiri dan Team.  "Meski tidak percaya pada hal-hal seperti itu, jangan pernah mengutarakan secara terang-terangan, apalagi dengan menghina pantangan di gunung tersebut"

2. Ingat dan lakukan
Jangan pernah melupakan begitu saja dengan  apa yang sudah dibaca, sebisa mungkin untuk mengingatnya. "Saya memang bukan tipe orang yang percaya 100% akan mitos". tapi saya berusaha melakukan apa yang menjadi wejangan selama perjalanan, mendaki gunung dan lainya.skedar untuk antisipasi sesuatu yang negatif.

3. Selalu berpikir positif dan perkataan yang baik
Selama perjalanan usahakan untuk selalu mengisi pikiran dengan hal-hal yang positif. Jauhkan lisan  dari kata-kata kotor dan tidak sopan. Gunung memang sarat akan hal mistik, untuk itu kita tidak tahu apakah kata-kata kotor yang kita lontarkan akan berefek negatif atau tidak.

4. Menjaga sopan santun dan tingkah laku
Menjaga sopan santun dan tingkah laku adalah wujud rasa segan kita pada tempat atau orang yang kita datangi. Jangankan di gunung, di tempat asing pun kita harus melakukannya. Dengan menjaga sikap, paling tidak kita bisa membatasi diri dari perbuatan yang dilarang.

5. Dekatkan diri pada Tuhan
Gunung, hutan, Goa, dan Pantai memang tempat yang asyik untuk menghabiskan waktu liburan, tapi juga terkenal sebagai tempat yang memiliki banyak sekali kemistisan. Berdo'a kepada Tuhan YME sebelum maupun saat mendaki adalah hal yang Wajib kita lakukan untuk selalu memohon keselamatan untuk diri sendiri dan Team

***
Sebuah pelajaran penting, yang dapat kita ambil dari semua pantangan saat melakukan suatu perjalanan ke Hutan, Gunung, pulau, pantai, Goa, dan tempat-tempat bersejarah atau wisata lainya adalah sikap toleransi dan saling menghormati. Saya percaya bahwa pantangan ini dibuat agar para pendaki tidak berperilaku buruk selama mendaki, juga menjauhkan kita dari pribadi yang tidak baik. Menjaga lisan, tingkah laku, serta menghormati adat kehidupan setempat. Bukankah itu semua bertujuan baik untuk pribadi kita masing-masing,,,,,???

Lanjut baca-baca aretikel seri lainya ;

Tidak ada komentar:

Posting Komentar