JANGAN PANIK SAAT TERSESAT DI HUTAN/GUNUNG
Kegiatan mendaki gunung merupakan kegiatan yang mengasyikkan dan membuat kepuasan sendiri bagi para penikmatnya. Luasnya alam, udara yang sejuk dan di tambah lagi jauh dari kebisingan kota hal itu yang biasa di cari oleh para pendaki gunung. Namun untuk mencapai puncak gunung sangatlah membutuhkan waktu yang panjang bahkan sampai berhari-hari, begitu juga jalanan yang kita lalui terkadang rusak dan bercabang tanpa maker atau petunjuk arah yang tidak begitu jelas yang membuat tersesat para pendaki gunung. Untuk menjadi seorang survivor dan bertahan hidup di hutan serta mengolah makanan apa adanya adalah hal yang harus dilakukan hingga tim penolong datang menjemput.Tersesat atau hilang arah adalah bagian dari resiko pendakian. Tehnik survival dan montenering menjadi hal yg sangat penting untuk dikuasai, sebab aktivitas pendakian bukanlah hal yang bisa di remehkan, segala sesuatu resiko sangat dekat dengan setiap pendaki.... jangankan yang pemula yang masih belajar terbang di alam bebas... yang sudah banyak jam terbangnyapun tak luput dari resiko itu...!!!
Ketika alam mulai unjuk gigi...tidak peduli , entah itu yang kelas teri atau kelas kakap, semua punya potensi sama, namun yang membedakan adalah segi kesiapan dan kesigapan masing2. Terlepas dari takdir dan nasib....Tentu saja yang memiliki pengetahuan dan teknis akan berpotensi lebih besar utk bisa mengatasi dan selamat dibanding yang kosong tak menguasai... Ketika ada upaya dan mau utk terus mencari dan mempraktekan ilmu serta pengetahuan di bidang pendakian... maka secara otomatis akan mengasah feeling bawah sadar di otak kita untuk bersinergi dengan keadaan ketika kita menghadapi sesuatu hal.
Semisal ketika ada kemungkinan salah jalur/arah... maka sinyal refleksi akan otomatis muncul menjadi Felling yang membuat kita berfikir utk menguasai medan dan ketenangan diri... kita tidak akan gegabah atau bertindak bodoh yang justru memperparah keadaan. Hal yg mudah dilakukan adalah..diam sejenak ...perhatikan sekitar kita, amati dan lihat jalur yg dilewati..adakah bekas2 tapak sepatu..adakah sisa sisa bungkus entah itu permen, sobekan kertas ato bungkus apapun...., jika ada... berarti kita belum jauh tersesat..... Dan jika tidak ada.. maka carilah Pohon tertinggi... naiklah panjatlah setinggi tingginya... perhatikan sekitaran tempat kita dari ketinggian.... jika ada jalur jarak antara dedaunan atau cerukan diantara daun daun ... maka menujulah kesana..., kemungkinan itu adalah jalur pendakian atau setidaknya jalur pencari kayu...., ketika sdh ketemu itu.... ambilah jalur yang menurun... sambil mengikatkan sesuatu ke dahan atau menandai pohon dengan sesuatu pada tempat2 tertentu... maksudnya adalah.. ketika ternyata jalan buntu maka kita bisa kembali ke tempat semula.... Jangan sembrono atau terlalu berani untuk membuka jalur tanpa menguasai medan...., lebih baik diam dan sabar... jika kita masih pegang senter...tunggu malam tiba.. dan kembalilah naik pohon tertinggi... amati bilamana ada secercah sinar senter dari pendaki lain kuasai area medan, tentukan arah dan menujulah kesana....
Berikut beberapa tips yang harus kita lakukan saat tersesat di hutan/gunung.
1. Sit (Duduk)
Seorang pendaki pasti akan merasa panik saat mengetahui dirinya tersesat dan tak tahu jalur pendakian. Kondisi ini biasa dirasakan saat hari mulai gelap dan muncul keputusasaan untuk mencari jalur awal pendakian. Berpikirlah secara tenang dan istirahatkan tubuh anda dengan cara duduk atau makan dan minum.
2. Thinking (Berfikir)
Berfikir jernih sangat diperlukan untuk menyelamatkan diri anda ataupun tim agar dapat meloloskan diri dari jalur yang salah. Coba fikirkan apa yang menyebabkan anda tersesat serta hindari segala keegoisan dan keapatisan terutama saat berada dalam tim.
3. Observe (Observasi)
Lakukan observasi di daerah sekitar serta Periksa persediaan makanan dan air yang ada serta perhitungkan secara matang untuk bisa digunakan bertahan. Kondisi tubuh dan tim juga harus dipertimbangkan sebaik mungkin,
4. Planning (Perencanaan)
Atur rencana dan Pertimbangkan secara matang agar tidak terjadi kesalahan dan berpengaruh pada keselamatan anda ataupun tim.
5. Terus naik menuju puncak
Gunung memiliki bagian atas yang lebih sempit dibandingkan di bawah. Sehingga bila anda tersesat dan terus naik ke atas, daerah akan semakin sempit sehingga mempermudah pencarian jalur yang benar. Semua jalur pendakian akan bertemu di puncak sehingga dapat menemukan jalur yang anda inginkan untuk turun.
6. Gunakan penanda
Pasanglah tanda dipersimpangan yang membingungkan. Jadi, Jika ternyata jalur yang anda pilih salah maka anda dapat kembali ke persimpangan awal dengan berpatokan pada tanda-tanda yang tadi sudah anda pasang. Hal ini untuk mencegah agar anda tidak “tersesat setelah tersesat”.
7. Berhati-hatilah saat turun dari puncak
Saat turun dari puncak, tetap jaga kebersamaan dan jarak dengan teman anda. Perbedaan jarak bisa berubah menjadi malapetaka jika kita tidak berhati-hati saat turun dari puncak. kabut tebal tiba-tiba muncul dan menutup jarak pandang. Jangan sampai salah mengambil jalur. Jika anda menyimpang sekian derajat dari jalur yang benar dan terus bergerak lurus turun dari puncak, penyimpangan tersebut akan semakin besar.
8. Niat dan berdo'a untuk bertahan hidup
Ketika tersesat, jangan memaksakan diri untuk menemukan jalur yang benar, khususnya ketika hari menjelang gelap. Gunakan waktu malam untuk beristirahat.
Semoga bermanfaat boat kita para sahabat penggiat Alam bebas.
Terlepas dari takdir dan nasib... usaha dan upaya yang kita lakukan Insyaalloh menjadi buah penyelamatan diri... amiiinnnn.
Lanjut baca-baca Artikel menarik lainya ;
- Mengenal Hipoksia & penangananya
- Kenali Hypothermia sejak dini & penanganya
- Cara merawat perlengkapan Outdoor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar